BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa
balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang
individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik
dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu
ditambah pula dengan kesenangannya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal
rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai
satu permainan yang menyenangkan. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang
holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu
berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Mengamati perkembangan fisik-motorik seorang anak adalah hal yang sangat menarik. Mulai dari saat bayi yang tampak tidak berbahaya, begitu kecil dan hanya bisa terlentang dan menangis, kemudian ia mulai tumbuh dan berkembang. Tubuhnya semakin besar, ia mulai dapat miring, tengkurap, duduk dan merangkak. Bayi itu kemudian berubah menjadi anak kecil yang lucu yang dapat berdiri, berjalan, bahkan akhirnya ia dapat melompat dan berlari. Tampak bahwa perkembangan tubuh dan keterampilan geraknya meningkat dengan cepat sesuai dengan perkembangan usia.
Mengamati perkembangan fisik-motorik seorang anak adalah hal yang sangat menarik. Mulai dari saat bayi yang tampak tidak berbahaya, begitu kecil dan hanya bisa terlentang dan menangis, kemudian ia mulai tumbuh dan berkembang. Tubuhnya semakin besar, ia mulai dapat miring, tengkurap, duduk dan merangkak. Bayi itu kemudian berubah menjadi anak kecil yang lucu yang dapat berdiri, berjalan, bahkan akhirnya ia dapat melompat dan berlari. Tampak bahwa perkembangan tubuh dan keterampilan geraknya meningkat dengan cepat sesuai dengan perkembangan usia.
Pada
perkembangan seorang manusia, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang
sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian.
Sejalan dengan perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi
lebih mandiri. Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju
suatu tempat atau mengambil barang yang diinginkan. Pengertian Perkembangan
menunjukkan pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja
dapat diulang kembali. Menurut Werner, Perkembangan menunjukkan pada perubahan
yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Di
dalam suatu perkembangan, keadaan fisik motorik seorang anak memang sangat
menjadi perhatian dan menjadi suatu pembahasan, sebab proses tumbuh kembang
anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Dalam kaitannya
dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan
yang lainnya, terutama berkaitan dengan fisik dan intelektual anak.
Demikian
pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh
aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan intelektual
anak. Dalam makalah ini akan coba di paparkan apa yang dimaksud dengan
kecerdasan motorik, pentingnya perkembangan motorik anak, bagaimana proses
perkembangan motorik anak pada usia middle age dan stimulasi apa saja yang bisa
diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam makalah ini :
a. Bagaimanakah pandangan perkembangan fisik-motorik anak menurut para ahli?
b. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan fisik- motorik pada anak?
c. Apa sajakah masalah- masalah dalam perkembangan fisik – motorik yang sering dialami anak dan bagaimana pula solusinya?
a. Bagaimanakah pandangan perkembangan fisik-motorik anak menurut para ahli?
b. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan fisik- motorik pada anak?
c. Apa sajakah masalah- masalah dalam perkembangan fisik – motorik yang sering dialami anak dan bagaimana pula solusinya?
C.
Tujuan
Penulisan
malkalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang
aspek perkembangan fisik- motorik pada anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Berbagai Pandangan Mengenai Perkembangan Fisik - Motorik Anak
Fisik
atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang komples dan sangat mengagumkan.
Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip Chepalocaudal , yaitu
bahwa kepala dan bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu, sehingga bagian
atas tampak lebih besar daripada bawah. Penelitian terbaru tentang aspek
perkembangan fisik seseorang menunjukkan bahwa saat ini baik orang dewasa
maupun anak- anak memiliki tinggi dan berat badan yang lebih besar dibandingkan
dengan orang- orang pada generasi sebelumnya .
Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
1. Sistem syaraf yang sangat
mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
4. Struktur fisik/tubuh yang
meliputi tinggi, berat dan proposi.
Usia emas dalam perkembangan motorik
adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson
(1996) During middle childhood, the body and brain undergo important growth
changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more
skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these
biological developments. Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak
tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan
perkembangan fisik jadi lebih maksimal dari pada usia sebelumnya.
The
period of middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free
from desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the
years before school entry, and the risk of death for a contemporary Australian
or New Zealand child is lower than at any earlier or later period during the
life span. (Petterson, 1996).
Perkembangan
fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.Sedangkan motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat
penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan
motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengontrol setiap
gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak
yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik
anak . Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan atau gerakan kasar
seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan.
Perkembangan
motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan
individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap
konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai
berikut:
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan motorik,
anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam
kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat
ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan
menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3. Melalui perkembangan motorik,
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah
atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang
normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya,
sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan
teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan)
5. Perkembangan keterampilan motorik
sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
Perkembangan
motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya
sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang
memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai
dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia
middle childhood kelenturan fisiknya 5% - 10% lebih baik dari pada anak
laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar
lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan. Perkembangan motorik
beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,
Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or
maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja
tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum
tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Teori
yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic
System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut
mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan
sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan
menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan
keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam,
anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi
tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk
mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di
tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya . Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
B. Deskripsi Perkembangan Fisik –Motorik anak Usia 1 – 5 tahun
Studi
tentang pertumbuhan fisik telah menunjukkan bahwa pertumbuhan anak dapat dibagi
menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan yang cepat dan
dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat.Perkembangan otak
sangat pesat saat usia anak 1-5 tahun, selain faktor keturunan, lingkungan juga
sangat berperan penting. Kombinasi keduanya menjadikan kemampuan anak luar
biasa. Pengembangan kecerdasan anak hendaknya dilakukan sedini mungkin. Karena
otak merupakan organ pengatur seluruh bagian dalam tubuh. Seperti gerakan
motorik, pengaturan suhu tubuh, pengaturan tekanan darah, sekresi hormon,
pernafasan dan pengaturan emosi.
Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melomat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya.
Berikut ini adalah tabel perkembangan fisik-motorik anak usia 1 – 5 tahun :
Usia Fisik-motorik kasar Fisik- motorik halus
Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melomat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya.
Berikut ini adalah tabel perkembangan fisik-motorik anak usia 1 – 5 tahun :
Usia Fisik-motorik kasar Fisik- motorik halus
Usia
|
Fisik motorik kasar
|
Fisik motorik halus
|
1 tahun
|
Mampu berjalan dititah pada satu
tangan, berjalan beberapa langkah.
|
Mampu menggenggam dengan lebih
baik, dapat melepaskan genggaman bila diminta.
|
2 tahun
|
Mampu berlari dengan jarak dekat
dengan baik, berjalan mundur tanpa kehilangan keseimbangan, mampu menendang
bola tanpa jatuh, mampu berdiri dan menangkap bola, mampu meloncat-loncat
ditempat, naik turun tangga selangkah demi selangkah, berdiri dengan satu
kaki tanpa kehilangan keseimbangan.
|
Mampu menumpuk 7 kubus, meniru
garishorizontal, melipat kertas.
|
3 tahun
|
Mampu mengendarai sepeda roda 3,
mampu melompat, berlari maju mundur.
|
Mampu menumpuk 10 kardus, meniru
kontruksi kubus, membuat lingkaran, bisa main puzzle.
|
4 tahun
|
Mampu melompat dengan satu kaki,
melempar bola dari atas kepala, memanjat, mampu naik turun meja dengan satu
kaki dimeja dan satu kaki dilantai.
|
Mampu menggunakan gunting untuk
memotong gambar,mengambar orang 2-4 bagian tubuh selain kepala, serta mampu
memilih garis yang lebih panjang diantara 2 garis.
|
5 tahun
|
Mampu melakukan lompat tali dan
berlomba lari
|
Mampu mengampar segitiga,
mengetahui perbedaan berat benda mampu membuat bangunan dari balok.
|
B.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik
1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :
1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :
a.
Faktor kematangan
Kematangan
atau maturity adalah kesiapan fungsi- fungsi baik fisik maupun psikis untuk
melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulus dari luar. Misalnya proses anak
belajar duduk, merangkak, berjalan atau bercakap- cakap. Proses- prose situ
memerlukan periode belajar dan berlatih. Proses- proses di atas tidak akan
menunjukkan hasil yang maksimal bila anak belum mencapai kematangannya.
b.
Faktor Keturunan
Tinggi tubuh, orang tua yang tinggi, cenderung
untuk mempunyai keturunan yang tinggi, demikian pula orang tua yang pendek,
cenderung akan memiliki keturunan yang pendek pula. Namun tinggi tubuh
seseorang tidak dapat diramalkan secara tepat, karena faktor lingkungan, gizi
dan kesehatan mempunyai pengaruh pula pada hal itu.
Kecepatan pertumbuhanØ kecepatan pertumbuhan ternyata
juga merupakan sifat yang diturunkan. Penelitian- penelitian pada kembar
identik memperlihatkan bahwa haid pertama yang dialami kembar identik perempuan
terjadi pada usia yang sama. Demikian pula pada perempuan kakak- beradik, haid
mereka pada usia yang tidak begitu berbeda.
c.
Pengaruh lain
Faktor
lain yang mempengaruhi perkembangan fisik anak, antara lain :
Perbedaan jenis kelaminØ perbedaan jenis kelamin akan tampak dalam berbagai kegiatan pada usia 2 - 5 tahun, umumnya anak perempuan lebih pada keterampilan keseimbangan tubuh seperti lompat tali yang merupakan perkembangan motorik halus. Sedangkan pada anak laki-laki lebih pada keterampilan melempar, menangkap, menendang , yang merupakan perkembangan motorik kasar. Setelah usia 5 tahun kemampuan gerak antara ank laki- laki dan perempuan saling menyusul, kecuali pada waktu melempar bola, anak laki- laki lebih tinggi kemampuannya.
Perbedaan jenis kelaminØ perbedaan jenis kelamin akan tampak dalam berbagai kegiatan pada usia 2 - 5 tahun, umumnya anak perempuan lebih pada keterampilan keseimbangan tubuh seperti lompat tali yang merupakan perkembangan motorik halus. Sedangkan pada anak laki-laki lebih pada keterampilan melempar, menangkap, menendang , yang merupakan perkembangan motorik kasar. Setelah usia 5 tahun kemampuan gerak antara ank laki- laki dan perempuan saling menyusul, kecuali pada waktu melempar bola, anak laki- laki lebih tinggi kemampuannya.
Kondisi waktu lahirØpada umumnya bayi prematur yang
lahir terlalu cepat dan sangat kecil, akan menghadapi berbagai masalah fisik,
misalnya terlambat dalam perkembangan geraknya. Tetapi jika mendapat perawatan
yang intensif, tidak mustahil akan mengurangi kelambatan perkembangan akibat
prematuritas itu.
NutrisiØpenyebab ini bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah
saja tetapi juga cara dan kebiasaan keluarga dalam hal makan. Akibat bila
seorang anak kurang gizi yaitu: anak akan menjadi lemah dan kurang berminat
untuk bermain. Selain itu anak juga mudah tersinggung, pemurung dan kadang
gugup.
PenyakitØkeadaan jatuh sakit akan mempengaruhi pertumbuhan seorang
anak. Anak yang sakit berat dan lama akan terlambat pertumbuhannya. Hai ini
disebabkan karena kegiatan yang menurun, perubahan pola makan atau penyakit itu
sendiri.
2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak :
2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak :
Motorik
anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak
berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola
pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur
kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak,
antara lain :
a. Kesiapan anak untuk belajar, baik secara fisik maupun psikis.
a. Kesiapan anak untuk belajar, baik secara fisik maupun psikis.
b.
Motivasi anak untuk belajar.
c.
Kesempatan untuk berlatih dalam hal ini adalah waktu luang.
d.
Kesempatan untuk belajar. Sebagian anak tidak punya kesempatan belajar karena
orang tua terlalu protektif.
e.
Bimbingan, terutama koreksi diperlukan ketika anak melakukan kesalahan.
f. Setiap keterampilan harus dipelajari secara khusus. Misalnya cara memegang pensil tidak sama dengan memegang sensok.
f. Setiap keterampilan harus dipelajari secara khusus. Misalnya cara memegang pensil tidak sama dengan memegang sensok.
g.
Setiap keterampilan harus dipelajari satu persatu.
Tidak bijaksana bila guru/ orang tua mengajarkan anak
beberapa keterampilan sekaligus, karena akan membuat anak menjadi bingung.
Terutama bila berkaiatan dengan koordinasi otot yang sama. Misalnya mengajari
anak makan dengan menggunakan sendok dan garpu, mengelap piring serta meronce.
Beri kesempatan kepada anak untuk menguasai salah satu keterampilan dulu, baru
ajarkan keterampilan berikutnya.
C. Masalah- masalah Perkembangan Fisik – Motorik yang Sering dialami Anak
1. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak
a.
Malnutrisi (Kurang gizi)
Pendapat
popular menyatakan bahwa masalah kurang gizi biasa ditemui pada anak- anak di
dunia ketiga/ Negara miskin. Pendapat ini tidak sesungguhnya tepat, karena di
Negara yang telah majupun masih juga ditemui masalah anak yang kekurangan gizi.
Semua ini ternyata lebih kepada pola pengaturan makanan yang sehat dan
seimbang. Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya.
Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta
kepedulian orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada
anak. Di Indonesia pemerintah telah menggalang program gerakan “4 sehat 5
sempurna”, serta program pemberian makanan tambahan bagi anak di puskesmas.
Posyandu serta sekolah- sekolah.
b.
Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
Ada
banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah satunya adalah faktor
keturunan. Dari penelitian Sukard (Kail, 2001) ditemukan bahwa berat badan anak
yang diadopsi lebih terkait pada orang tua biologisnya disbanding orang tua
angkatnya. Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan membuat tubuh
menjadi gemuk. Seiring dengan perkembangan IPTEK anak zaman sekarang cenderung
malas bergerak, olah raga juga bukan menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak yang
mengalami obesitas umumnya memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor
kesehatan, obesitas juga memicu berbagai penyakit, seperti darah tinggi dan
diabetes. Cara terbaik yang bias dilakukan ialah dengan mengatur pola makan dan
rajin olah raga.
2.
Masalah dalam Perkembangan Motorik Anak
a.
Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar
Ketidak mampuan mengatur keseimbangan. Anak- anak yang
mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki
kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya
ragu- ragu dan tampak canggung. Diketahui kurang lebih 80% dari jumlah anak
yang memiliki gangguan perkembangan juga mengalami kesulitan pada pengaturan
keseimbangan tubuh . Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan
dengan sistem vestibular atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh.
Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai
saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal
membaca dan menulis.
Reaksi kurang cepat
dan koordinasi kurang baik. Salah satu perkembangan motorik pada anak yang
perlu diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi
mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh
secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi
gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi
bahan ejekan temannya. Hal yang menyebabkan masalah tersebut ada 2 yaitu karena
anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan ada kemungkinan anak mempunyai
masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alas an yang terakhir ini orang tua
perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.
b. Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus
b. Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus
Belum bisa menggambar
bentuk bermakna. Kegiatan menggambar merupakan hal yang menyenangkan bagi
sebagian besar anak. Namun yang perlu diwaspadai adalah jika anak belum dapat
menggambar beberapa bentuk yang tergabung dengan baik menjadi satu bentuk yang
lebih bermakna. Maka kemampuan anak dalam mempersepsi apa yang ada di
sekitarnya perlu dipertanyakan.
Belum bisa mewarnai dengan rapi. Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu diperhatikan yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu pekerjaan hingga tuntas, sebelum beralih ke pekerjaan lain.
D. Bagaimana Meningkatkan Keterampilan Fisik- Motorik Anak?
Ada banyak faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan
motorik pada anak. Selain faktor kematangan alat- alat tubuh, hal yang tidak
kalah penting adalah faktor latihan dan pengalaman. Anak- anak usia prasekolah
terkadang masih membutuhkan dukungan dan dorongan untuk mengembangkan rasa
percaya diri dan kemampuan melakukan kegiatan fisik. Berikut ini beberapa hal
yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan keterampilan motorik anak :
1.
Dunia anak adalah dunia bermain. Beri kesempatan kepada anak untuk bermain yang
dapat melatih penguasaan keterampilan motorik kasar dan motorik halusnya.
Suasana ‘berlatih’ harus menyenangkan. Usahakan agar pengalaman bergerak ini
juga memasukkan unsure eksplorasi dan aktivitas pemecahan masalah sehingga anak
termotivasi untuk kreatif.
2. Sediakan peralatan dan lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
3. Perkenalkan dan latihlah anak dengan sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik. Semakin banyak jenis ketrampilan yang diberikan akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya,
4. Tidak membeda-bedakan perlakuan antara anak laki- laki dengan perempuan, karena sesungguhnya pada usia ini kemampuan dan ketertarikan anak terhadap aktivitas motorik adalah sama.
2. Sediakan peralatan dan lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
3. Perkenalkan dan latihlah anak dengan sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik. Semakin banyak jenis ketrampilan yang diberikan akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya,
4. Tidak membeda-bedakan perlakuan antara anak laki- laki dengan perempuan, karena sesungguhnya pada usia ini kemampuan dan ketertarikan anak terhadap aktivitas motorik adalah sama.
5.
Jangan menekankan pada kekuatan dan kecepatan, tetapi perhatikan gerakan dan
postur tubuh yang benar dalam melakukan aktivitas motorik tersebut.
6.
Bersabar dalam menghadapi anak, karean berkembangnya suatu keterampilan motorik
juga tergantung waktu dan keinginan anak untuk menguasai.
7.
Pada dasarnya setiap anak adalah unik. Oleh karena itu janganlah membandingkan
kemampuan motorik anak dengan anak lain yang seusia dengannya.
Selain itu ada juga stimulasi yang bisa diberikan unruk
mengoptimalkan perkembangan motorik anak , antara lain:
1.
Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
2. Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
5. Gerakan-gerakan ibadah shalat
2. Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
5. Gerakan-gerakan ibadah shalat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan fisik sangat
berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Dalam hal ini para ahli
psikologi mengemukakan berbagai teorinya tentang perkembangan fisik- motorik
anak.
2. Motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan
saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar
dan halus.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Fisik-Motorik
a. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
anak :
1) Faktor kematangan
2) Faktor Keturunan
Tinggi tubuhØ Kecepatan pertumbuhanØ
3) Pengaruh lain
perbedaan jenis kelamin, kondisi waktu lahir,
nutrisi, penyakit.
b. Faktor yang mempengaruhi
perkembangan motorik anak :
1)
Kondisi fisik dan intelektual anak.
2)
Faktor gizi
3)
Pola pengasuhan anak
4)
Lingkungan
4.
Masalah- masalah Perkembangan Fisik – Motorik yang Sering dialami Anak
a.. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak
a.. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak
1)
Malnutrisi (Kurang gizi)
2)
Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
b. Masalah dalam Perkembangan Motorik Anak
1)
Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar
Ketidak mampuan
mengatur keseimbanganØ
Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik.
2)
Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus
Belum bisa menggambar
bentuk bermakna. Belum bisa mewarnai
dengan rapiØ
B. Saran
1. Masa balita merupakan masa emas (golden age) bagi tumbuh kembang seorang anak, baik dari segi fisik maupun motorik, untuk itu perlu adanya perhatian khusus agar perkembangan anak berlangsung secara optimal.
2.
Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah
raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting
untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak
berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan merasa
nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau
sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Sedangkan kekuatan fisik,
koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan
latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk
membangun semua keterampilan ini.
3.
Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat
tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar
ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi
perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan
bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak
untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang
tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa
mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh
bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu
pengoptimalan motorik kasar. Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan
cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan
mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain
permainan di luar ruanganseperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini
merupakan modal dasar anak untuk menulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hildayani, Rini. 2005. Materi Pokok Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.
Mussen, Paul Hendry,dkk. 1984. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga
Rochmah, Elfi Yuliani. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta :Teras.
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI
Anggota Kelompok:
- Novita
Ambaryani (K8110035)
- Annisa Nuur M
(K8110042)
- Ririn
Listyawati ( K8110045)
- Viliani rossi
P (K8110054)
- Yogi Ardiani
(K8110061)
PENDIDIKAN GURU
– PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS
KEGURUAN Dan ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
0 komentar:
Posting Komentar