Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 11 Juli 2013

Bimbingan Konseling Anak Usia Dini

A.    Pengertian pendekatan perkembangan
Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.”
Sesorang individu mengalami perkembangan sejak masa konsepsi, serta akan berlangsung selama hidupnya. “Perkembangan adalah proses yang berlangsung sejak konsepsi, lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan tingkah laku pada masa usia dini, anak2, dan dewasa menjadi lebih kompleks dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.”( Dr Siti Aminah Soepalarto, SpS (K). : 2008 ). Maka dengan kata lain dapat kita artikan bahwa sepanjang hidup kita merupakan suatu rangkaian proses yang terus berlanjut, proses tersebut meliputi perkembangan (development), pertumbuhan (growth) serta kamatangan (maturation) baik fisik maupun psikis. Tidak ada periode usia yang mendominasi perkembangan hidup. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang berinteraksi dalam cara yang dinamis sepanjang siklus kehidupan. Sehingga selama proses bertambahnya usia, maka selama itulah proses perkembangan akan terus berjalan. Proses ini terjadi dalam diri manusia secara bertahap dan memiliki fase – fase tertentu yang menjadi acuan proses perkembangan tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, fase perkembangan dibagi menjadi 6 fase yaitu ; Fase Oral atau mulut yang merupakan sentral pokok keaktifan yang dinamis, Fase Anal, Fase Falis atu alat kelamin, Fase Latent, Fase Pubertas dan Fase Genital atau proses menginjak kedewasaan.


Dalam bimbingan terdapat tiga pendekatan perkembangan (Ihsan, 2003 : 27 - 28). Pertama, pendekatan krisis. Atau pendekatan kuratif, yaitu suatu pendekatan bimbingan yang diarahkan pada individu yang mengalai krisis atau masalah. Pendekatan ini cenderung pasif, karena anaklah yang menuju si pembimbing. Kedua, pendekatan remedial. Pendekatan ini merupakan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kelemahan atau halangan. Tujuan pendekatan ini adalah membantu memperbaiki kelemahan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini, pembimbing memfokuskan tujuannya pada kelemahan-kelemahan individu selanjutnya berupaya memperbaiki. Ketiga, pendekatan preventif. Pendekatan yang diarahkan kepada antisipasi masalah-masalah umum individu dan mencegah jangan sampai masalah tersebut terjadi. Pembimbing memberikan beberapa upaya berupa informasi dan keterampilan untuk mencegah munculnya masalah. Pendekatan ini banyak menggunakan teknik dan sedikit konsep.
Pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya adalah pendekatan perkembangan. Guru / pendamping yang menggunakan pendekatan ini dimulai dari pemahaman dari keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak untuk mencapai keberhasilan di tempat belajar dan dalam kehidupan. Pendekatan perkembangan ini dinilai tepat digunakan edalam tatanan pendidikan formal nonformal karena pendekatan ini memberikan perhatian terhadap perkembangan anak, kebutuhan dan minat serta membantu anak mempelajari keterampilan hidup (Kartadinata, 1998).
Banyak teknik yang digunakan dalam pendekatan ini seperti  mengajar, bertukar informasi, berdiskusi, bermain peran, melatih, tutorial dan konseling. Dilihat dari sisi orientasi, pedekatan perkembangan menekankan pada pengembangan potensi dan kekuatan yang ada pada individu secara optimal. Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang mengalami masalah. Bimbingan  dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, penyaluran bakat dan minat.
Menurut Myrik (Murro & Kottman, 1995) pendekatan perkembangan didasari oleh pemahaman tentang keterampilan, kebutuhan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan anak untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pendidikan dan dalam kehidupan.
Kartadinata, dkk. (1998) menjelaskan bahwa pendekatan perkembangan bertolak dari pemikiran bahwa perkembangan yang sehat akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara anak dengan lingkungannya. Pemikiran ini memiliki dua implikasi pokok dalam bimbingan di sekolah, yaitu (1) perkembangan adalah tujuan bimbingan, ini berarti bahwa guru / pendamping perlu memiliki kerangka berpikir dan keterampilan yang memadai untuk memahami perkembangan anak didik sebagai dasar rumusan tujuan dan isi bimbingan; dan (2) interaksi yang sehat dalam lingkungan merupakan  perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru. Ini berarti bahwa guru perlu menguasai pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mengembangkan lingkungan perkembangan sebagai pendukung sistem pelaksanaan bimbingan.
Dalam pendekatan perkembangan perolehan perilaku diharapkan membentuk pada anak didik perlu dirumuskan secara komprehensif karena akan menjadi dasar pengembangan program bimbingan.  

B.     Prinsip-prinsip pendekatan perkembangan
Murro dan Kottman (1995) memaparkan tentang prinsip-prinsip dalam pendekatan bimbingan  perkembangan untuk anak usia dini sebagai berikut.
1.      Bimbingan dan Konseling Dibutuhkan oleh Semua Anak
Prinsip ini menekankan tentang pentingnya pelayanan bimbingan bagi semua anak. Anak-anak perlu mengembangkan pemahaman diri yang baik dan utuh, mereka juga perlu memiliki tanggung jawab dalam mengendalikan diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan di sekitarnya dan yang lebih penting adalah membantu mereka tepat dalam membuat keputusan dan mengatasi permasalahan.
Dalam prinsip ini guru / pendamping harus memfasilitasi anak dalam mengembangkan potensi, minat dan bakat serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak.
2.      Bimbingan dan Konseling Perkembangan Berfokus dalam Mengembangkan Kegiatan Belajar Anak
Proses bimbingan tidak terlepas dari proses pembelajaran secara keseluruhan, dengan kata lain bimbingan dan pembelajaran merupakan suatu proses belajar efektif bagi anak.
Kegiatan pengembangan bimbingan anak usia dini dapat menggunakan media untuk menciptakan  suasana kegiatan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.
3.      Guru / Pendamping merupakan Fungsionaris Bersama dalam Program Bimbingan Perkembangan
Guru memiliki peran strategis dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dan menciptakan iklim yang sehat dalam menunjang proses belajar dan pekembangan yang terjadi.
4.      Kurikulum yang Terencana dan Teroganisir merupakan Komponen Penting dalam Bimbingan Perkembangan
Dalam pengembangan program bimbingan harus direncanakan dengan baik dan terorganisasi. Kurikulum yang dikembangkan mencakup seluruh aspek perkembangan anak dengan tujuan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan untuk menghargai diri, motif berprestasi, membuat keputusan yang tepat, merencanakan dan mencapai tujuan keterampilan memecahkan masalah, menjalin hubungan interpersonal, keterampilan berkomunikasi dan mengembangkan perilaku tanggungjawab, khususnya pada diri sendiri.
5.      Bimbingan Perkembangan Memperhatikan Aspek Perkembangan Penerimaan Diri, Pemahaman Diri, dan Pengayaan Diri Anak
Bimbingan perkembangan turut membantu anak dalam memahami diri anak secara utuh dan menerima kelemahan dan kelebihan diri. Kegiatan pengembangan upaya ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya dengan cara alami dan tanpa tekanan. Kebiasaan guru / pendamping mendominasi kegiatan atau sikap otoriter orang tua di rumah dapat menyebabkan anak tampak kaku, kurang percaya diri, tidak mampu mengembangkan kemampuan kreativitasnya. Sosialisasi dapat dilakukan dengan cara mengobrol dengan suasana yang santai dan rileks.
6.      Bimbingan dan Konseling Perkembangan Membantu Mendorong Proses Tumbuh Kembang Anak
Tujuan kegiatan ini adalah (a) mampu menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana dirinya sendiri; (b) percaya pada dirinya sendiri; (c) percaya akan kemampuan dirinya sendiri dan membangun penghargaan pada dirinya; (d) mampu bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh; (e) mampu memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan anak; (f) memadukan kelompok sehingga anak merasa memiliki dalam kelompok; (g) membantu mengembangkan keterampilan secara berurutan dan secara psikologis yang memungkinkan anak untuk sukses; (h) mengakui dan memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki anak; (i) memanfaatkan minat anak sebagai energi dalam pengajaran.
7.      Bimbingan Perkembangan Mengakui Perkembangan yang Terarah daripada Akhir Perkembangan yang Definitif
Kekeliruan yang dialami guru adalah menyampaikan materi cenderung mengikuti pola-pola (a) menyampaikan materi pembelajaran yang masih kaku dari tema-tema yang ditawarkan oleh kurikulum sehingga tampak tanpa pengembangan kreativitas guru; (b) banyak materi yang disampaikan terlalu abstrak, misalnya pada saat menjelaskan angka hanya simbol saja tanpa dibarengi contoh konkret.
8.      Bimbingan Perkembangan sebagai Kegiatan yang Berorientasi pada Tim, Seyogianya Dilaksanakann oleh Tenaga Ahli (Konselor) yang Profesional
Kesuksesan kegiatan bimbingan dan konseling sangat didukung oleh seluruh komponen lembaga. Oleh karena itu, kerjasama dan dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan kegiatan dan pengembangan program bimbingan.
9.      Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Identifikasi Awal akan Kebutuhan-kebutuhan Khusus Anak
Dalam pendekatan ini konselor dengan guru bekerja sama untuk melakukan asesmen terhadap kebutuhan anak. Bimbingan yan dilaksanakan perlu dirancang utnuk memenuhi berbagai kebutuhan yan dimiliki dan diharapkan anak. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara misalnya dengan menggunakan teknik observasi atau catatan anekdot.
10.  Bimbingan Perkembangan Peduli dengan Penerapan Aspek-aspek Psikologi
Pendekatan ini menekankan tentang upaya pentingnya guru dalam memperhatikan aspek-aspek psikologis anak, seperti kemampuan intelektual, sikap, minat dan kepribadian. Dalam hal ini, bimbingan perkembangan tidak hanya memperhatikan bagaimana anak belajar, tetapi juga turut mengarahkan pada upaya membantu anak menggunakan berbagai kemampuan yang mereka miliki.
Lwin seorang pakar asal Singapura menegaskan bahwa guru / pendamping mengajarkan kepada anak untuk benar-benar memperhatikan apa yang dia lihat di sekitarnya dan untuk menciptakan secara konstruktif gambaran dalam pikirannya menggunakan imajinasinya maka guru / pendamping pada akhirnya akan menemukan bahwa anak akan semakin kreatif. Hal ini karena  visualisasi kreatif dan imajinasi merupakan dua aspek utama pemikiran kreatif.
11.  Bimbingan Perkembangan Memiliki Kerangka Dasar yang Berlandaskan pada Kajian tentang Psikologi Perkembangan dan Teori Belajar
Bimbingan perkembangan memiliki akar psikologis dan teoritis yang jelas dan kokoh  sehingga dapat dipergunakan dalam membantu mengembangkan potensi anak secara utuh dan menyeluruh. Selain itu, prinsip ini turut memperjelas bahwa anak adalah individu yang akan selalu belajar. Di sini guru / pendamping harus lebih kreatif dan inovatif. Jangan biasakan menakuti anak dengan nilai buruk yang akan dicapai ataupun dalam bentuk anacaman lain yang tidak jelas maksud dan tujuannnya.
12.  Bimbingan Perkembangan Mempunyai Sifat Berurutan dan Fleksibel
Prinsip ini menegaskan bahwa bimbingan perkembangan sangat cocok diterapkan dalam membantu memfasilitasi perbedaan dan keragaman yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru / pendamping diharapkan lebih proaktif dalam membantu mengembangkan potensi dan memfasilitasi kebutuhan anak.

C.     Unsur-unsur lingkungan perkembangan
Penentu keberhasilan kegiatan bimbingan perkembangan salah satunya adalah aspek lingkungan. Menurut Kartadinata, dkk. (1998) yang mencakup unsur-unsur lingkungan perkembangan adalah sebagai berikut.
1.      Unsur peluang
Unsur ini berkaitan dengan topik yang disajikan yang memungkinkan anak mempelajari perilaku-perilaku baru. Hal ini mengandung implikasi bahwa tujuan tema yang terkandung dalam kurikulum yan diorganisasikan harus dimaknai dan dijabarkan ke dalam tujuan pengembangan pribadi, sosial, karier, keterampilan berkomunikasi, kemampuan memecahkan masalah, dan pengembangan konsep diri.
2.      Unsur pendukung
Unsur ini berkaitan dengan proses pengembangann interaksi yang dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk mempelajari perilaku baru baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Unsur pendukung ini berkaitan dengan upaya guru dalam pengembangan (a) relasi jaringan kerja yang dapat menyentuh anak dan  memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan dan (b) keterlibatan seluruh anak di dalam proses interaksi.
3.      Unsur penghargaan
Esensi unsur ini terletak pada penilaian dan pemberian balikan yang dapat memperkuat pembentukan perilaku baru. Penilaian dan balikan ini perlu dilakukan sepanjang proses bimbingan berlangsung; diagnosis dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi anak dan perbaikan serta penguatan dilakukan untuk membentuk pola-pola perilaku baru.


 Ririn Listyawati/k8110045
separador

1 komentar:

Unknown mengatakan...

daftar pustakanya dong

Posting Komentar

Followers