A.
EvaluasiPenbelajaranSainsUntuk PAUD
Salah
satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi.
Oleh karena itu, perangkat penilaian merupakan bagian integral yang
dikembangkan berdasarkan tuntutan tujuan pendidikan. Menurut Arikunto (2009),
penilaian dalam pendidikan merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk
menentukan ketercapaian tujuan pendidikan, bahkan aktivitas penilaian dapat
pula digunakan untuk mengambil keputusan. Penilaian dilakukan dengan berbagai
cara dan menggunakan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
kemajuan atau pencapaian kompetensi siswa.
Dalam
konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan oleh guru untuk mengukur
perkembangan hasil belajar siswa sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran. Selain itu, penilaian juga dilakukan untuk mendiagnosis kesulitan
belajar dan memberikan umpan balik kepada siswa. Dengan demikian, penilaian
dilakukan secara terus menerus guna memastikan terjadinya kemajuan dalam
belajar siswa. Hasil penilaian yang diperoleh, dapat dijadikan sebagai dasar
menentukan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini upaya
bimbingan terhadap siswa, yang diperlukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran.
Sains
dan mengajarkan siswa tentang sains memiliki arti lebih dari pada pengetahuan
ilmiah itu sendiriknowledge.. Menurut Rezba (1999), hThere are three
dimensionsal ini disebabkan karena iof science that are all importalmu
pengetahuan dikonstruksi atas tiga dimensi penting. The first Pertamaof
these is the content of science, the basic adalah konten atau isi dari ilmu
pengetahuan, konsep dasarconcepts, and our scientific knowledge., dan
pengetahuan ilmiah. Dimensi ini merupakan dimensi ilmu pengetahuan yang sangat
penting dan umumnya menjadi bahan pemikiran pertama. Kedua adalah The
other two important dimensions of sciencprosesof doing science and scientific
attitudes. kerja sains, di mana proses sains dalam hal ini adalah keterampilan
proses sains yang digunakan para ilmuan dalam proses melakukan sains atau kerja
ilmiah. Ketika siswa belajar sains menggunakan pendekatan keterampilan proses
sains, maka pada saat yang sama juga belajar tentang keterampilan proses sains.
Dimensi
ketiga ilmu pengetahuan adalah sikap ilmiah. Dimensi ini fokus pada
sikap dan “watak” yang menjadi karakter dari sains. Dimensi ini mencakup
hal-hal seperti rasa keingintahuan dan kemampuan imajinasi, antusiasme dalam
mengajukan pertanyaan dan menyelesaikan masalah. Selain itu, sikap ilmiah yang
diperlukan adalah penghargaan terhadap metode dan nilai-nilai ilmiah. Metode
ilmiah dan nilai ilmiah tersebut diperlukan dalam menjawab pertanyaan dengan
menggunakan berbagai macam fakta atau bukti, serta ketelitian dalam menemukan
data. Lebih dari itu, sikap ilmiah yang penting adalah bahwasanya pengetahuan
dan teori ilmiah berubah setiap saat berdasarkan perkembangan informasi. Dalam
hal ini, siswa menyikapi kebenaran dalam ilmu pengetahuan sebagai kebenaran
yang bersifat sementara atau tentatif.
Dalam
sifat ketentativan ilmu pengetahuan, guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan
semua konten dalam ilmu pengetahuan. Siswa dalam keterbatasannya pun tidak
mungkin dapat mengetahui semua fakta-fakta yang telah ditemukan oleh para
ilmuwan. Oleh karena itu, hal yang paling rasional dapat dilakukan adalah siswa
harus memahami metodologi kerja sains dan memiliki keterampilan dalam kerja
ilmiah atau keterampilan proses sains. Dengan hal itu, siswa memiliki
kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya. Pada suatu saat,
siswa mungkin saja dapat memberi kontribusi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Keterampilan
proses sains dapat dikatakan sebagai kompetensi yang bersifat generik.
Keterampilan proses sains memiliki peran yang sangat penting dalam proses
pembentukan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, kemampuan keterampilan
proses sains dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan siswa. Membiasakan
siswa belajar melalui proses kerja ilmiah, selain dapat melatih detail
keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, dapat pula membentuk pola berpikir
siswa secara ilmiah. Dengan demikian, pengembangan keterampilan proses sains
dapat berimplikasi pada pengembangan kemampuan berpikir siswa (high order
of thinking).
Oleh
karena itu, dalam konteks pembelajaran sains pun harus dirancang sebagaimana
desain tiga dimensi sains yaitu konten/produk pengetahuan, proses ilmiah dan
sikap ilmiah. Dalam hal ini, pembelajaran sains haruslah mengintegrasikan
antara pembelajaran keterampilan kerja ilmiah sebagai proses penemuan dan
pembentukan pengetahuan, pembelajaran konsep dasar pengetahuan sains sebagai
konten/produk sains, dan pembelajaran sikap ilmiah. Oleh karena pembentukan
pengetahuan sains diawali dari proses yang ilmiah, maka pembelajaran sains pun
harus diletakkan dan ditekankan lebih awal pada kemampuan keterampilan proses
sains siswa. Dengan demikian, perkembangan kemampuan keterampilan proses siswa
memiliki peran yang sama penting dan terintegrasi dengan penguasaan pengetahuan
sains dan sikap ilmiah.
Menurut
Rezba (1999), pengajaran dan pengukuran keterampilan proses dapat dilakukan
pada seluruh tingkatan kelas. Perbedaan materi dan tingkat kerumitan, metode
dan sistem pengukuran dapat disesuaikan sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa. Kemampuan siswa menggunakan proses sains akan berkembang seiring dengan
berkembangnya pengalaman belajar dan tingkatan kelas atau tingkat kognitif
siswa secara biopsikologis. Penilaian terhadap kemampuan keterampilan proses
sains, dapat memberikan infromasi data status pencapaian keterampilan siswa.
Hasil tersebut, dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan keterampilan proses
selanjutnya serta instrument refleksi terhadap perencanaan dan proses
pembelajaran. Dengan demikian, pentingnya keterampilan proses sains merupakan
dasar dalam pembentukan pengetahuan sains bagi siswa dan akan digunakan siswa
dalam setiap sisi kehidupannya di masa depan.
Menurut Rezba (1999) dan Wetzel
(2008), keterampilan proses dasar terdiri atas enam komponen tanpa urutan
tertentu, yaitu:
- Observasiataumengamati,
menggunakanlimainderauntukmencaritahuinformasitentangobyeksepertikarakteristikobyek,
sifat, persamaan, danfituridentifikasi lain.
- Klasifikasi, proses
pengelompokandanpenataanobjek
- Mengukur,
membandingkankuantitas yang tidakdiketahuidenganjumlah yang diketahui,
seperti: standardan non-standarsatuanpengukuran.
- Komunikasi, menggunakan
multimedia, tulisan, grafik, gambar, ataucara lain untukberbagitemuan.
- Menyimpulkan, membentuk ide-ide
untukmenjelaskanpengamatan.
- Prediksi,
mengembangkansebuahasumsitentanghasil yang diharapkan.
MenurutRezba (1999), keenamketerampilan proses dasar di
atasterintegrasisecarabersama-samaketikailmuanmerancangdanmelakukanpenelitian,
maupundalamkehidupansehari-hari. Semuakomponenketerampilan proses
dasarpentingbaiksecaraparsialmaupunketikaterintegrasisecarabersama-sama.
Keterampilan proses dasarmerupakanfondasibagiterbentuknyalandasanberpikirlogis.
Olehkarenaitu,
sangatpentingdimilikidandilatihkanbagisiswasebelummelanjutkankeketerampilan
proses yang lebihrumitdankompleks.
Keterampilan proses sains dapat
meletakkan dasar logika untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa bahkan pada
siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar. Di kelas awal, siswa lebih
banyak menggunakan keterampilan proses sains yang mudah seperti pengamatan dan
komunikasi, namun seiring perkembangannya mereka dapat menggunakan keterampilan
proses sains yang kompleks seperti inferensi dan prediksi (Rezba,
1999).
Penilaianmerupakantahapanpentingdalam
proses pembelajaran.
Penilaiandalampembelajaransainsdapatdimaknaisebagaimembawakonten, proses sainsdansikapilmiahsecarabersama-sama.Penilaiandilakukanterutamauntukmenilaikemajuansiswadalampencapaianketerampilan
proses sains.
MenurutSmith danWelliver,
pelaksanaanpenilaianketerampilan proses dapatdilakukandalambeberapabentuk,
diantaranya:
- Pretesdanpostes.
Guru melaksanakanpenilaianketerampilan proses
sainssiswapadaawaltahunsekolah.
Penilaianinibertujuanuntukmenentukankekuatandankelemahandarimasing-masingsiswadalamketerampilan
yang telahdiidentifikasi. Padaakhirtahunsekolah, guru melaksanakanteskembaliuntukmengetahuiperkembanganskorsiswasetelahmengikutipembelajaransains.
- Diagnostik.
Guru melaksanakanpenilaianketerampilan proses
sainssiswapadaawaltahunajaran.
Penilaianinibertujuanuntukmenentukanpadabagianmanasiswamemerlukanbantuandenganketerampilan
proses. Kemudian guru merencanakanpelajarandankegiatanlaboratorium yang
dirancanguntukmengatasikekurangansiswa.
- Penempatankelas.
Guru melaksanakanpenilaianketerampilan proses
sainssiswasebagaisalahsatukriteriadalampenempatankelas. Misalnya, criteria
untukmemasukikelasakselerasi, kelassainsataukelasunggulan.
- Pemilihankompetisissiswa.
Guru melaksanakanpenilaianketerampilan proses
sainssiswasebagaikriteriautamadalampemilihansiswa yang
akanikutdalamlomba-lombasains. Jikasiswamemilikiskortestinggi,
makadiaakandapatmengikutilombasainsdenganbaik.
- Bimbingankarir.
Biasanyaparapenelitimelakukanujicobamenggunakanpenilaianketerampilan
proses sainsuntukmengidentifikasisiswa yang memilikipotensi di
bidangilmupengetahuandanteknologi yang dapatdibina.
Penilaianketerampilan proses
sainsdilakukandenganmenggunakaninstrumen yang disesuaikandenganmateri
dantingkatperkembangansiswaatautingkatankelas (Rezba, 1999). Olehkarenaitu,
penyusunaninstrumenpenilaianharusdirencanakansecaracermatsebelumdigunakan.
MenurutWidodo (2009), penyusunaninstrumenuntukpenilaianterhadapketerampilan
proses siswadapatdilakukandenganlangkah-langkahsebagaiberikut:
- Mengidentifikasikanjenisketerampilan
proses sains yang akandinilai.
- Merumuskanindikatoruntuksetiapjenisketerampilan
proses sains.
- Menentukandengancarabagaimanaketerampilan
proses sainstersebutdiukur (misalnyaapakahtesunjukkerja, testulis,
ataukahteslisan).
- Membuatkisi-kisiinstrumen.
- Mengembangkaninstrumenpengukuranketerampilan
proses sainsberdasarkankisi-kisi yang dibuat. Padasaatiniperlumempertimbangkankonteksdalam
item tesketerampilan proses sainsdantingkatanketerampilan proses sains
(objektes)
- Melakukanvalidasiinstrumen.
- Melakukanujicobaterbatasuntukmendapatkanvaliditasdanreliabilitasempiris.
- Perbaikanbutir-butir
yang belum valid.
- Terapkansebagaiinstrumenpenilaianketerampilan
proses sainsdalampembelajaransains.
Padalangkah-langkahpenyusunan
instrument di atas,
pencarianvaliditasdanreabilitasempiristerutamadilakukanuntukpenilaianketerampilan
proses sains yang beresikotinggi. Penilaian yang beresikotinggi yang
dimaksudadalahpenilaiandalampenelitian,
penilaiandalamskalabesarataupenilaianuntuktujuantertentu.
Pengukuranterhadapketerampilan
proses siswa, dapatdilakukandenganmenggunakaninstrumentertulis.
Pelaksanaanpengukurandapatdilakukansecarates(paper and pencil test)danbukantes.Penilaianmelaluitesdapatdilakukandalambentuktestertulis(paper
and pencil test).Sedangkanpenilaianmelaluibukantesdapatdilakukandalambentukobservasiataupengamatan.MenurutBajah
(2000), penilaiandalamketerampilan proses agaksulitdilakukanmelaluitestertulisdibandingkandenganteknikobservasi.
Namundemikian,
menggunakankombinasikeduateknikpenilaiantersebutdapatmeningkatkanakurasipenilaianterhadapketerampilan
proses sains.
1 komentar:
kok bahasanya campur aduk ya.. bikin gag jelas..
Posting Komentar