STUDI KASUS
Anak Kesulitan Belajar Matematika
Disusun Untuk Memenuhi Uji Kompetensi (UK) 4 Mata
Kuliah Bimbingan Konseling AUD
Dosen Pengampu : Dra. Yulianti, M.Pd
Disusun
Oleh :
Ririn Listyawati
K8110045
PG-PAUD/ V B
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
STUDI KASUS
Anak Kesulitan Belajar Matematika
1.
Identifikasi
Masalah
Pada
pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengambil subyek seorang anak yang mempunyai
identitas diri sebagai berikut:
Nama :
Oktavia Rahmadhani
Usia :
5 tahun
Pendidikan :
TK Pertiwi 1 Trayu
Pada kasus ini, anak tersebut teridentifikasi mengalami
kesulitan belajar khususnya pada mata pelajaran matematika. Sebenarnya anak ini
hanya kurang teliti dalam memecahkan masalah. Contohnya, pada saat memecahkan
soal matematika penjumlahan: 3 + 5 = 7. Ini hanya kekurang telitian anak dalam
menghitung, karena, pada anak usia dini mereka masih menggunakan metode
penghitungan dengan jari tangan. Hal tersebut sering sekali terjadi, terutama
apabila anak kurang latihan.
2.
Analisis
Data
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan beberapa
soal ringan untuk dipecahkan oleh anak. Soal – soal tersebut meliputi soal
analogi dengan cerita yang mudah dipahami anak, kemudian soal penjumlahan dan
pengurangan dengan menggunakan perumpamaan, serta soal matematika ringan untuk
anak usia dini. Harpannya, soal – soal tersebut dapat membantu untuk
mengidentifikasi permasalahan atau hambatan yang di alami anak, sehingga
penulis dapat membantu menyelesaikannya.
3.
Diagnosis
Gangguan
Berhitung atau kesulitan belajar matematika merupakan suatu gangguan
perkembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas
mempengaruhi pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan
sehari-hari anak. Gejala yang ditampilkan di antaranya ialah;
§
Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
§
Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
§
Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi
§
Inakurasi dalam komputasi
§
Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama,
dll
1). Analisa kesulitan
menerjemahkan operasi penjumlahan dari gambar.
Dalam
penelitian ini soal yang berupa operasi penjumlahan dengan menggunakan gambar
terdiri dari dua buah nomor soal yaitu nomor 1 dan 2. Dari hasil penelitian
diperoleh subyek mampu menyelesaikan soal dengan benar. Berarti bahwa subyek
telah memahami konsep operasi dari soal yang diberikan dan tidak mengalami
kesulitan untuk menyelesaikan operasi penjumlahan yang diminta.
2). Analisa kesulitan
operasi penjumlahan dan pengurangan dua buah bilangan.
Dari
hasil penelitian diperoleh bahwa subyek tidak mengalami kesulitan untuk
memecahkan masalah dalam bentuk operasi penjumlahan dan pengurangan dua buah
bilangan yang terdapat dalam nomor 3 dan 4. Data yang diperoleh subyek hanya
melakukan kesalahan pada saat perhitungan pada operasi pengurangan yaitu lupa
tidak menghitung 1 jari-jarinya.
3). Analisa
kesulitan operasi penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita.
Pada saat dilaksanakan penelitian subyek
telah mampu membaca dengan baik walau dengan intonasi nada yang naik turun.
Tetapi subyek belum mampu memahami isi dari soal yang dibacanya. Sehingga
subyek tidak dapat menjawab soal yang diberikan.
3.
Prognosis
Sebagai
guru atau pendamping perlu melakukan tindakan prognosis yaitu mencari berbagai
alternatif pemecahan masalah untuk membantu anak
mengatasi kesulitan belajar matematika. Salah satunya yaitu dengan memberikan
latihan yang terus menerus, agar anak menjadi lebih teliti, sehingga kesulitan
belajar matematika tersebut dapat diatasi.
4.
Pelaksanaan
Bantuan
Pemberian
layanan konseling pada Oktavia, agar
dapat membantu mengatasi kesulitan saat belajar matematika. Guru atau
pendamping tidak dapat memaksakan anak, apalagi anak itu mempunyai kecerdasan
masing – masing. Yang bias dilakukan oleh guru adalah memaksimalkan kemampuan
yang dimiliki anak. Alternatif yang dapat dilakukan adalah memotivasi anak agar
keinginan belajarnya semakin baik. Selain itu juga, memaksimalkan kemampuan
anak yang lain untuk memaksimalkan kemampuan anak yang lemah. Contohnya,
kemampuan Via dalam bidang matematika memang kurang, tapi kemampuannya dalam
bahasa cukup baik. Jadi, bisa saja, memanfaatkan kemampuan bahasa anak untuk
melatih kemampuan matematika anak dengan soal cerita atau analogi.
5.
Penilaian
dan Tindak Lanjut
Tahap
akhir dari layanan konseling adalah penilaian dan tindak lanjut. Penilaian dan
tindak lanjut dapat dilakukan untuk melihat keberhasilan layanan yang telah
diberikan pada anak,
0 komentar:
Posting Komentar