Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 11 Juli 2013

Anak Kesulitan Belajar Matematika

STUDI KASUS

Anak Kesulitan Belajar Matematika

Disusun Untuk Memenuhi Uji Kompetensi (UK) 4 Mata Kuliah Bimbingan Konseling AUD
Dosen Pengampu : Dra. Yulianti, M.Pd



Disusun Oleh :
Ririn Listyawati
K8110045
PG-PAUD/ V B



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

STUDI KASUS
Anak Kesulitan Belajar Matematika
1.      Identifikasi Masalah
Pada pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengambil subyek seorang anak yang mempunyai identitas diri sebagai berikut:
Nama               : Oktavia Rahmadhani
Usia                 : 5 tahun
Pendidikan      : TK Pertiwi 1 Trayu
Pada kasus ini, anak tersebut teridentifikasi mengalami kesulitan belajar khususnya pada mata pelajaran matematika. Sebenarnya anak ini hanya kurang teliti dalam memecahkan masalah. Contohnya, pada saat memecahkan soal matematika penjumlahan: 3 + 5 = 7. Ini hanya kekurang telitian anak dalam menghitung, karena, pada anak usia dini mereka masih menggunakan metode penghitungan dengan jari tangan. Hal tersebut sering sekali terjadi, terutama apabila anak kurang latihan.

2.      Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan beberapa soal ringan untuk dipecahkan oleh anak. Soal – soal tersebut meliputi soal analogi dengan cerita yang mudah dipahami anak, kemudian soal penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan perumpamaan, serta soal matematika ringan untuk anak usia dini. Harpannya, soal – soal tersebut dapat membantu untuk mengidentifikasi permasalahan atau hambatan yang di alami anak, sehingga penulis dapat membantu menyelesaikannya.

3.      Diagnosis
Gangguan Berhitung atau kesulitan belajar matematika merupakan suatu gangguan perkembangan kemampuan aritmetika atau keterampilan matematika yang jelas mempengaruhi pencapaian prestasi akademikanya atau mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak. Gejala yang ditampilkan di antaranya ialah;
§ Kesulitan dalam mempelajari nama-nama angka
§ Kesulitan dalam mengikuti alur suatu hitungan
§ Kesulitan dengan pengertian konsep kombinasi dan separasi
§ Inakurasi dalam komputasi
§ Selalu membuat kesalahan hitungan yang sama, dll

1). Analisa kesulitan menerjemahkan operasi penjumlahan dari gambar.
Dalam penelitian ini soal yang berupa operasi penjumlahan dengan menggunakan gambar terdiri dari dua buah nomor soal yaitu nomor 1 dan 2. Dari hasil penelitian diperoleh subyek mampu menyelesaikan soal dengan benar. Berarti bahwa subyek telah memahami konsep operasi dari soal yang diberikan dan tidak mengalami kesulitan untuk menyelesaikan operasi penjumlahan yang diminta.

 2). Analisa kesulitan operasi penjumlahan dan pengurangan dua buah bilangan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa subyek tidak mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah dalam bentuk operasi penjumlahan dan pengurangan dua buah bilangan yang terdapat dalam nomor 3 dan 4. Data yang diperoleh subyek hanya melakukan kesalahan pada saat perhitungan pada operasi pengurangan yaitu lupa tidak menghitung 1 jari-jarinya.

3). Analisa kesulitan operasi penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita.
Pada saat dilaksanakan penelitian subyek telah mampu membaca dengan baik walau dengan intonasi nada yang naik turun. Tetapi subyek belum mampu memahami isi dari soal yang dibacanya. Sehingga subyek tidak dapat menjawab soal yang diberikan.

3.      Prognosis
Sebagai guru atau pendamping perlu melakukan tindakan prognosis yaitu mencari berbagai alternatif pemecahan masalah untuk membantu anak mengatasi kesulitan belajar matematika. Salah satunya yaitu dengan memberikan latihan yang terus menerus, agar anak menjadi lebih teliti, sehingga kesulitan belajar matematika tersebut dapat diatasi.

4.      Pelaksanaan Bantuan
Pemberian layanan konseling pada Oktavia, agar dapat membantu mengatasi kesulitan saat belajar matematika. Guru atau pendamping tidak dapat memaksakan anak, apalagi anak itu mempunyai kecerdasan masing – masing. Yang bias dilakukan oleh guru adalah memaksimalkan kemampuan yang dimiliki anak. Alternatif yang dapat dilakukan adalah memotivasi anak agar keinginan belajarnya semakin baik. Selain itu juga, memaksimalkan kemampuan anak yang lain untuk memaksimalkan kemampuan anak yang lemah. Contohnya, kemampuan Via dalam bidang matematika memang kurang, tapi kemampuannya dalam bahasa cukup baik. Jadi, bisa saja, memanfaatkan kemampuan bahasa anak untuk melatih kemampuan matematika anak dengan soal cerita atau analogi.

5.      Penilaian dan Tindak Lanjut
Tahap akhir dari layanan konseling adalah penilaian dan tindak lanjut. Penilaian dan tindak lanjut dapat dilakukan untuk melihat keberhasilan layanan yang telah diberikan pada anak,


separador

0 komentar:

Posting Komentar

Followers